Rela Nyembah Gusti Alloh?
“ Kamu sudah kenal
gusti ALLAH Dul? “ tanya pardi tiba-tiba, ketika fajar mulai menyingkap
semesta.
“ wah pertanyaan kok
nganeh-nganehi Di… “
“lha wajar tho,ALLAH
sudah kita sembah bertahun-tahun. Jangan-Jangan kita tidak kenal… “
Dulkamdi puyeng
mendengar pertanyaan yang langsung menghujam ke ulu jantungnya, sampai ke
ubun-ubun pikirannya. “ tidak Di, kamu kok tiba-tiba Tanya begitu pasti ada
latar belakangnya…”.
“ latar belakangnya ya kebingungan saya,
soalnya sekarang banyak orang ngaku makrifat, hakikat, sampai njlimet, tapi nyatanya tidak kenal gusti
ALLAH …”.
“ lhah itu soal
klasik sejak jaman dahulu juga banyak manusia seperti itu. Tidak usah
dipikirkan, tiwas melu edan…”
“ lha terus gimana
tho Dul? “
“ gampang, coba tadi
malam kiai mursyid kan melontarkan suatu hadist nabi. (“telah merasakan
nikmatnya iman, orang yang rela ALLAH sebagai tuhan, islam sebagai agama dan
Muhammad sebagai nabi ”)beres kan? Tidak usah puyeng-puyeng….”
“begini, ini kata
kang soleh, tidak tau kang soleh ngutip dari mana, saya juga tidak tau antah-berantahnya. Katanya, rasa
tersebut adalah faktor yang di bangkitkan oleh ridho’ (kerelaan) yaitu makrifat
kepada allah. Dan makrifat itu adalah cahaya yang di tempatkan oleh allah dalam
kalbu hamba yang di cintainya, tidak ada yang lebih besar dan lebih agung
ketimbang cahaya itu, sedangkan hakikat makrifat itu adalah hidupnya hati
dengan yang maha hidup, sebagaimana firman allah:
(“ adakah orang yang
keadaan mati, maka kami hidupkan dia? “) begitu juga , (“ agar menjadi
peringatan bagi orang yang hidup (hatinya)” ) ayat lain (“ maka kami hidpkan
ia, dengan kehidupan yang baik ”).
“ itu yang ku maksud
Dul…”
“ Ah itu tadi
takwilan dari syeik rifa’i. beliau juga mengatakan “ siapa yang mati nafsunya
maka dunianya jauh darinya,siapa yang mati hatinya akan jauh dari tuhannya.”
Kata kang soleh njudul begitu saja dalam majlis kedai kopi.
Ibnu samak pernah di
Tanya,” kapan seorang hamba di kenal bahwa dirinya telah sampai di hakikat
makrifat?” beliau menjawab
“ manakala seorang hamba melihat ALLAH dengan mata
renungan hatinya, fana dari segala selain dari-NYA.”
Dikatakan, “ makrifat
berarti sirnanya pandangan melihat selain ALLAH. dimana selain ALLAH ta’ala begitu kecil bahkan di banding
biji bayam sekalipun.katakanlah; ALLAH…! Lalu tinggalkan mereka…”
Matahari orang yang
mencintaimu telah terbit di malam hari, lalu cahaya-NYA memendar, tak pernah
surup. Matahari di siang dunia telah surup,sedangkan matahari kalbu tak pernah
sirna.
Cukup kang… cukuuuup. Aku bisa edan makan sepatu nanti
kaaaaang…. Cukuppp…!”
Lalu, kang soleh
ngeloyor pergi di telan pagi buta, pardi dan dulkamin malah berpelukan erat,
dadanya berdegup guncang. Penuh dengan zikrullah.
Sumber : Kedai Sufi
Oleh : Mohammad Luqman Hakiem - Cahaya Sufi Jakarta.
Sumber : Kedai Sufi
Oleh : Mohammad Luqman Hakiem - Cahaya Sufi Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar